Thomas Jefferson adalah potret dua bagian dari salah satu tokoh paling menarik dan rumit yang pernah melintasi panggung publik Amerika – presiden ketiga dan bapak pendiri kita yang penuh teka-teki dan brilian. Thomas Jefferson mewujudkan dalam hidupnya sendiri kontradiksi paling mendalam dalam sejarah Amerika: sebagai penulis dokumen paling sakral kita, Deklarasi Kemerdekaan, ia menyuarakan keinginan membara kita akan kebebasan, tetapi ia juga memiliki lebih dari 150 manusia dan tidak pernah merasa perlu untuk membebaskan mereka. Jefferson juga menjadikan dirinya seorang pria renaissance sejati – seorang sarjana, seorang filsuf, seorang diplomat, seorang estet, dan seorang arsitek. Sebagai seorang pemuda, ia diubah oleh api Pencerahan menjadi suara Amerika yang paling fasih untuk kebebasan manusia. Terpecah antara keinginannya untuk kehidupan keluarga yang tenang di Monticello dan hasratnya terhadap politik, Jefferson mengalami kehilangan pribadi yang tak henti-hentinya dan memilukan. Sebagai Presiden, ia membantu menciptakan partai politik Amerika pertama, dan dengan Pembelian Louisiana, memperluas ukuran bangsa baru lebih dari dua kali lipat. Tahun-tahun terakhir Jefferson dihabiskan untuk mendirikan Universitas Virginia dan memulihkan persahabatannya, setelah puluhan tahun terasing, dengan mantan rivalnya John Adams. Pengaruh dan visinya untuk negara kita bergema hingga hari ini.